Desa Pundenrejo, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, memiliki sebuah potensi yang menarik, yaitu Pabrik Pembuatan Tahu. Pabrik Tahun ini sudah berdiri sejak tahun 2000. Sang Pemilik, Pak Sunaryo, memulai usaha ini seusai pensiun dini dari sebuah perusahaan BUMN. Pabrik pembuatan tahu ini memiliki jumlah karyawan hingga 80 orang yang berasal dari warga Desa Pundenrejo dan sekitarnya.
Berdirinya pabrik ini membawa dampak positif dan negatif bagi kehidupan masyarakat Desa Pundenrejo. Dampak positif dari berdirinya pabrik ini adalah masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan. Seperti Dibahas pada postingan sebelumnya yaitu
http://potensipundenrejotayu.blogspot.com/ , mata pencaharian masyarakat Desa Pundenrejo adalah sebagai petani dan peternak. Semenjak berdirinya pabrik ini, masyarakat memiliki tambahan penghasilan sebagai karyawan di pabrik tahu milik Pak Sunaryo ini. Selain itu, tahu yang dibuat di pabrik tahu pak Sunaryo ini dijual murah kepada warga sekitar sehingga meringankan warga.
Dampak negatif dari berdirinya pabrik ini adalah limbah yang dihasilkan dari pembuatan tahu. Limbah yang dihasilkan terdiri dari 2 jenis yaitu cair dan padat. Limbah ini apabila tidak diolah dapat menimbulkan gangguan bagi kehidupan masyarakat. Pak Sunaryo sebagai pemilik pabrik ini, bermodalkan rasa ingin tahu dan pengetahuan yang beliau miliki, berhasil mengolah limbah cair dari pembuatan tahu ini sebagai pupuk yang sangat baik bagi pertumbuhan tanaman tebu. Limbah cair ini akhirnya dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar yang memiliki perkebunan tebu sebagai solusi untuk menyuburkan tanaman mereka secara ekonomis. Limbah cair pun tidak lagi menjadi masalah serius.
Namun, limbah padat yang dihasilkan belum dapat di olah secara maksimal. Seperti yang kita ketahui, ampas tahu biasanya hanya dimanfaatkan untuk membuat makanan tradisional yang di kenal dengan nama 'gembus'. Sering kali ampas tahu ini hanya sedikit yang terjual sehingga limbah pun menumpuk.
Limbah ini sudah lama menjadi masalah dan belum ditemukan solusi lain untuk memanfaatkan ampas tahu ini. Hingga akhirnya datang Tim II KKN UNIVERSITAS DIPONEGORO Tahun 2014 ke Desa Pundenrejo. Masalah limbah ini pun menjadi perhatian bagi para mahasiswa yang menjalani Kuliah Kerja Nyata selama kurang lebih tiga puluh hari di desa tersebut. Berbekal ilmu yang dimiliki oleh mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan kerja sama menyeluruh dari Tim II KKN UNDIP Desa Pundenrejo, muncullah sebuah solusi untuk mengatasi limbah ini, yaitu memanfaatkannya sebagai pelet ikan lele agar bisa dimanfaatkan masyarakat yang membudidayakan ikan lele dan juga bernilai ekonomis karena dapat dijual.
Tim II KKN UNDIP Desa Pundenrejo melakukan sosialisasi dan demo cara membuat pelet ikan lele dari ampas tahu. Masyarakat Desa Pundenrejo tampak antusias saat berjalannya sosialisasi dan demo tersebut.
Selain ekonomis, pelet ikan lele dari ampas tahu ini memiliki kandungan protein yang baik bagi pertumbuhan ikan lele. Masalah limbah tahu pun dapat teratasi dengan baik.
Bagi anda yang berminat untuk membeli atau bahkan belajar membuat pelet ikan lele dari ampas tahu dapat langsung datang ke Desa Pundenrejo, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah.